Perjalanan Karier Tegar Anjasmara: dari Pembaca Koran Hingga Menjadi Juara

Rabu, 4 Juni 2025 05:44 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content
Ilustrasi Badminton
Iklan

Kisah menginspirasi atlit badminton yang awal mula membaca koran hingga menjadi juara.

***

Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan dunia bulu tangkis.Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, banyak orang yang menaruh hati pada olahraga ini.Namun,di balik gemerlapnya panggung kejuaraan,ada banyak kisah motivasi dari para atlet yang jarang dibagikan.Salah satunya adalah kisah Tegar Anjasmara, mantan pebulu tangkis kontingen Magelang yang telah menunjukkan konsistensi luar biasa sejak usia muda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, Tegar mulai mengenal bulu tangkis. Ia mulai tertarik setelah membaca tentang salah satu pebulu tangkis favoritnya, Mohammad Ahsan, di surat kabar.Sejak saat itu,benih-benih kecintaannya pada atletik mulai tumbuh.Selain itu,ia juga semakin mendalami bulu tangkis dan mencoba bermain untuk pertama kalinya.

Dukungan dari keluarga,terutama sang ayah,sangat penting bagi perkembangannya sejak dini.Menurut sang ayah,tegar memiliki banyak bakat di bidang olahraga ini.Ia menyempatkan diri untuk menonton setiap pertandingan, berlatih bersama Tegar, dan tak henti-hentinya menyemangatinya."Menang atau kalah itu urusan belakangan, yang penting sudah berusaha semaksimal mungkin," adalah pernyataan sederhana namun mendalam yang menjadi mantra batin Tegar dalam setiap kompetisi.

Tegar mulai mengikuti berbagai ajang sejak SMP dan menorehkan prestasi yang mengagumkan.Dari tingkat kota hingga tingkat nasional, ia mampu menjuarai berbagai kejuaraan. Di masa keemasannya, ia menjuarai berbagai perlombaan di tingkat kota, provinsi, dan antarklub saat masih duduk di bangku SMA. Namun, bagi Tegar, menang bukanlah tujuan akhir. Ia merasa bahwa untuk terus menjadi lebih baik, yang lebih penting adalah tetap konsisten dan bersemangat."Menang bukan berarti segalanya. Kemenangan hanyalah sebuah pencapaian. Yang penting adalah bagaimana kita bisa mempertahankannya," Tegar pernah berkata.

Ia menegaskan bahwa dalam olahraga kompetitif, kemahiran teknik bukanlah satu-satunya faktor penting. Aspek penentu adalah mentalitas yang kuat. "Percuma saja bermain bagus tapi mudah cedera mental," katanya.Filosofi hidup Tegar sederhana tapi kuat: kerja keras tidak akan menghasilkan hasil yang buruk. Pesan ibunya, "Jangan pernah berhenti mencoba, karena kamu tidak akan pernah tahu seberapa dekat kamu dengan kesuksesan jika kamu menyerah di tengah jalan," telah mengakar kuat dalam dirinya sejak kecil dan selalu memberinya kekuatan saat keadaan sulit. Ibunya juga memberikan dukungan dengan membuat makanan sehat setiap pagi sebelum latihan, di antara berbagai tindakan sederhana namun berarti lainnya.Selain keluarga, peran pelatih juga memiliki dampak yang signifikan.

Tegar telah dilatih oleh coach Budi sejak awal, dan ia dikenal sebagai sosok yang tegas dan tekun. Ia membantu Tegar mengembangkan pola pikir dan kepercayaan dirinya selain mengajarinya teknik bermain. Coach Budi secara konsisten menekankan perlunya belajar dari kesalahan, bahkan di saat-saat sulit seperti saat ia kalah dalam turnamen besar: "Kalah bukan berarti Anda gagal." Kenyataannya, Anda dapat memperbaiki diri dengan belajar dari kegagalan.

Tegar mengatasi sejumlah tantangan dalam perjalanan kariernya dengan bantuan pelatih, keluarga, dan tekad yang kuat. Ia adalah contoh nyata bagaimana orang yang tidak pernah menyerah dan terus berjuang dapat meraih kesuksesan seperti halnya mereka yang berbakat.

Bagikan Artikel Ini
img-content
muhamad farras sajida farras

farrassajida

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler

Artikel Terbaru

img-content
img-content
img-content
Lihat semua

Terpopuler di Humaniora

Lihat semua